Jumat, 11 September 2020

BAB 4 SALAT BERJAMAAH

BAB 4 SALAT BERJAMAAH

1. Pengertian salat berjamaah 

Dilihat dari kalimatnya, shalat jamaah ini adalah shalat yang dilakukan secara berjamaah (bersama-sama). Baik hanya dua orang atau lebih, yang mana cara melakukannya adalah dengan di imami oleh satu orang dan yang lain menjadi makmumnya. Adapun shalat munfarid adalah shalat yang dilakukan dengan sendirian

2. Hukum melaksanakan berjamaah 

Jika shalat ada yang wajib juga ada yang sunnah, maka hukum melakukan shalat berjamaah ini adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya). Hal ini berbeda dengan shalat Jumat yang hukumnya fardhu ‘ain (wajib) bagi setiap laki-laki.

3. Keutamaan salat berjamaah 

Dari segi kwantitas yang berbeda jumlahnya dengan shalat munfarid. Sudah pasti shalat berjamaah ini mempunyai beberapa kelebihan tertentu, diantaranya dari segi pahala seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadits:


 4. Syarat sah salat berjamaah 

  1. Ada seorang imam yang memimpin shalat tersebut
  2. Ada makmum sebagai orang yang mengikuti imam tersebut
  3. Gerakan makmum menyesuaikan gerakan imam. Contoh: ketika imam sujud, makmum juga harus sujud.
  4. Shalat dilakukan pada satu tempat yang disetujui bersama-sama antara imam  ataupun makmum (yang lebar dan luas, untuk menampung jamaah yang akan ikut shalat)
 5. Syarat Seorang Imam dalam Shalat Jamaah

 Ketika ada suatu kelompok/rombongan yang akan melakukan ibadah shalat. Pastikan terlebih dahulu siapa yang akan menjadi imamnya. Karena seorang imam dalam shalat jamaah tidak boleh sembarangan. Syarat menjadi imam dalam shalat jamaah ini, setidaknya memenuhi kriteria berikut ini:

    1. Orang tersebut memahami tentang shalat. Baik itu rukun, syarat, serta apa-apa saja yang membatalkan shalat.
    2. Mempunyai kemampuan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar juga fasih
    3. Sehat secara jasmani ataupun rohani
    4. Baligh atau sudah mencapai batas umur
    5. Bisa mengerjakan shalat. Dalam artian orang tersebut tahu dan bisa memenuhi akan  syarat-syarat shalat.
6.  Syarat-syarat sebagai makmum dalam  Shalat Jamaah

    Jika seorang imam mempunyai syarat-syarat terntu, begitu juga dengan                 makmum. Syarat-syarat makmum adalah:

  1. Berniat menjadi makmum dalam shalat jamaah
  2. Ikut gerakan imam. Mulai dari takbiratul ihram sampai salam
  3. Jika imam ada di depan, maka makmum berada di belakangnya. Sehingga terlihat berjamaah. Seperti ketika dua orang yang sedang melakukan shalat berjamah.
  4. Masih satu tempat (majlis) dengan imam tersebut.
  5. Tidak mendahului gerakan imam.
  6. Sesuaikan shalat makmum dengan shalat imamnya.
7. Halangan Salat Berjamaah

       Faktor yang menjadi halangan itu adalah:

  1. Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke tempat salat berjamaah,
  2.  Angin kencang yang sangat membahayakan,
  1. Sakit yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat salat  berjamaah,

d.  Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil, dan

e.   Karena baru makan-makanan yang yang baunya susah dihilankgkan



 
Materi PPT Silahkan download di bawah ini 

👇



SILAHKAN KLIK DAN DIKERJAKAN LATIHAN KERJA DI BAWAH 

👇👇


Rabu, 09 September 2020

Senin, 07 September 2020

MATERI BAB 2

BAB 2  
Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan Istiqamah

1. Perilaku Jujur 
Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sebenarnya.

Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Kata hati nurani adalah sesuatu yang murni dan suci.
Hati nurani selalu mengajak kita kepada kebaikan dan kejujuran. Namun, kadang kita enggan mengikuti hati nurani.

Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati nurani, maka itulah yang disebut dusta. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata jujur.

Mengapa kita harus jujur?

Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang.

Agar tidak ada yang dirugikan, dizalimi, dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi, untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi.

"Dari Abdullah ibn Mas'ud, Rasullullah saw bersabda, "Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga..." (H.R. Bukhari).

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa "kejujuran itu mahal". Ya, kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur itu terkadang sangat berat.

Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus jujur. Rasulullah saw telah memberi contoh nyata kepada kita.

Pada masa jahiliyah sangat sulit mencari orang yang jujur. Dengan kejujuran Rasulullah saw menjadi orang yang paling terpercaya. Beliau mendapat gelar al-Amin (dapat dipercaya) dari bangsa Quraisy.

Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaiknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati jadi was-was.

Akan tetapi, kadangkala ada orang yang tidak suka dengan kejujuran. Hal ini dapat terjadi kalau orang itu akan terganggu oleh kejujuran kita itu. Meskipun demikian, jangat takut dan risau karena lebih banyak pihak yang mendukung kejujuran.

Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam. Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim.

Katakan bahwa yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah. Jangat dicampuradukkan antara yang hak dan yang batil. Allah Swt berfirman:

"Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilah dan (janganlah0 kamu sembunyikan kebenaran, sesungguhnya kamu mengetahuinya." (Q.S. Al-Baqarah/2:42)

2. Perilaku Amanah 

Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya), Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak.

Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt, seperti salat, zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya.

Amahan berkaitan erat dengan tanggungjawab. Orang yang menjaga amanah biasanya dsebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menjaga amanah itu penting. Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini, mulai sekarang kalian harus berlatih menjaga amanah.

Kalian harus berlatih untuk menjaga amanah dan bertanggung jawab. Untuk berlatik tidakah sulit. Mulailah dari mejaga yang kecil-kecilan, seperti bertanggung jawab saat piket kebersihan.

Kalian belajar dan sekolah dengan sunggung-sungguh, itu juga merupakan bagian dari menjaga amanah. Selain itu ibadah salat juga bagian dari menjaga amanah dari Allah Swt.

Ternyata, tanpa disadari kalian sudah mulai berlatih menjaga amanah. Siapa tahu kelak di antara kalian ada yang mendapat amanah menjadi seorang pemimpin.

Jika kalian berlatih mulai dari sekarang, pada saat menjadi pemimpin tentu tidak sulit untuk menjadi amanah. Rasulullah Saw bersabda:

"Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah saw bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan dimimta pertanggungjawabannya perilah rakyat yang dipimpinnya.."H.R. Bukhari dan Muslim).

Nah, sekarang saatnya kalian mengetahui macam-macam bentuk amanah. Amanah itu dapat dibedakan mejadi tiga macam, yaitu:

a. Amanah terhadap Allah Swt. Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (Q.S. al-Anfal/8:27)

Contoh amanah kepada Allah Swt yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya

Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt untuk mengabdi kepadaNya? Orang yang mengabdi kepada Nya berarti telah memenuhi amanah Nya. Orang yang tidak mengabdi kepada Nya berarti telah mengingkari amanah-Nya.

b. Amanah terhadap sesama muslim
Amanah ini meliputi hak-hak antarsesama manusia. Misalnya ketika dititipi pesan atau barang, maka kita harus menyampaikannya kepada yang berhak. Allah Swt berfirman:

"Sesungguhnya Allah Swt menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya..." (Q.S. an-Nisa/4:58)

c. Amanah terhadap diri sendiri
Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya dan menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt berfirman:

"Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya." (Q.S. al-Mu'minun/23:8)

2. Hikmah perilaku amanah
Orang yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada diri sendiri. Begitu juga sikap amanah memiliki dampak positif bagi diri sendiri. Diantara hikmah amanah adalah sebagai berikut:

  • Dipercaya orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan atau berinteraksi antara sesama manusia
  • Mendapatkan simpati dari semua pihak
  • Hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt

3. Perilaku Istiqomah 

Istiqamah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan.

Dalam makna yang luas, istiqamah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan kesilaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan an godaan

Seseorang yang mempunyai sifat istiqamah bagaikan batu karang yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikitpun, meskipun dihantam oleh gelombang yang sangat besar.

Istiqamah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung resiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita para pelajar,

Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberi contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati." (Q.S. al-Ahqaf/46:13)

Ayat diatas menjelaskan sikap orang-orang istiqamah, yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt, dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Orang yang semacam itu tidak perlu khawatir terhadap diri mereka di hari kiamat karena Allah Swt menjamin keselamatan mereka.

2. Hikmah Perilaku Istiqamah
 Diantara perilaku istiqamah adalah sebagai berikut:

  • Orang yang istiqamah akan dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa kesedihan, dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang
  • Orang yang istiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia tekun dan ulet
  • Orang yang istiqamah dan selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu dilindungi oleh Allah Swt.


BAB 13

BAB 13  Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar,   dan Pemaaf       A. Mari membaca Al Quran        B. Mari Memahami Al Qur'an     ...